Sesudah menguat tajam sepanjang tahun 2017, IHSG anjlok pada bulan Februari 2018. Lalu terus mengalami trend turun sampai tulisan ini ditulis, pada bulan Mei 2018.
Apa sesungguhnya yang menggerakkan IHSG naik dan turun tak lain adalah fluktuasi dari saham-saham berkapitalisasi besar, alias saham-saham Blue Chips.
Bagaimana sih metode bisa untung optimal pada saham Blue Chips? Bagaimana pula dengan saham lapis dua dan lapis tiga, yang kadang kala dapat julukan saham gorengan? Mengapa disebut saham gorengan? Baca juga bermacam-macam info perihal
rekomendasi saham hari ini.
Apa itu saham blue chips dan apa itu saham gorengan? Mana yang lebih sesuai untuk ditradingkan dan diinvestasikan? Kapan waktu yang ideal untuk membeli
saham blue chips dan saham Small Caps?
Blue chips yaitu istilah untuk saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar. Kapitalisasi artinya ialah skor saham yang beredar di publik. Kapitalisasi dihitung dengan mengalikan jumlah saham yang beredar dengan harga saham ketika itu.
Sebagai teladan, saham ABCD, ada 1 juta saham yang beredar di publik. Harga sahamnya Rp 2500, jadi kapitalisasi dari saham ABCD ialah Rp 2.500.000.000.
Kapitalisasi bisa bertambah besar kalau harga saham terus bertumbuh naik dan sekiranya ada right issue atau diterbitkannya saham baru, sehingga jumlah saham
kian banyak.
Saham-saham yang berkapitalisasi besar inilah yang seringkali disebut dengan saham Blue Chips atau saham Big Caps.
Apa saja karakter dari saham Blue Chips?
Seperti yang telah kamu baca di atas, karakter pertama dari saham Blue Chips ialah mempunyai kapitalisasi pasar yang besar. Karakteristik dari saham-saham blue chips biasanya jumlah saham yang beredar banyak, serta nominal harganya malah cenderung premium, sehingga membikin kapitalisasi dari saham-saham hal yang demikian terbilang besar.
Karakter kedua dari saham Blue Chips merupakan perusahaan hal yang demikian bukan lagi perusahaan yang bertumbuh, tetapi perusahaan yang telah mapan dan kuat.
10 perusahaan berkapitalisasi terbesar di Indonesia antara lain :
1. BBCA (Bank BCA)
2. HMSP (H.M. Sampoerna)
3. BBRI (Bank BRI)
4. TLKM (Telkom)
5. UNVR (Unilever)
6. BMRI (Bank Mandiri)
7. ASII (Astra International)
8. BBNI (Bank Negara Indonesia)
9. UNTR (United Tractors)
10. GGRM (Gudang Garam)
Karakter berikutnya dari saham Blue Chips yaitu karena kapitalisasinya besar. Saham Blue Chips cenderung bergerak steady dan tak terlalu liar pergerakannya.
Meski demikian, lazimnya saham Blue Chips cenderung terus menguat dalam rentang panjang sebab ditunjang oleh fundamental perusahaan yang kuat.
Selain itu karena jumlah saham yang beresar banyak, maka akan semakin besar pula likuiditas saham tersebut. Sehingga saham akan lebih mudah ditransaksikan. Oleh sebab karakter-karakter itulah, saham Blue Chips ini lebih sesuai untuk long term investing.
Bagaimana dengan saham lapis dua atau yang kerap kali disebut saham "gorengan"?
Lain halnya dengan saham blue chips, saham Small Caps ialah saham yang memiliki kapitalisasi kecil dan biasanya memiliki fundamental yang kurang bagus, mempunyai likuiditas yang kecil, mempunyai volatilitas yang tinggi atau memiliki pergerakan yang cukup liar dan biasanya ada sosok yang disebut market maker atau yang lebih kerap kali kita dengar dengan istilah bandar dibalik pergerakan harganya yang liar.
Apabila Anda ialah ragam trader yang suka tantangan dan ingin menguji adrenalin Anda, saham Small Caps pantas untuk Anda, pergerakan harga saham yang liar cakap memberikan profit puluhan persen bahkan lebih hanya dalam waktu singkat.
Meski demikian kamu juga perlu berhati-hati karena tak sedikit juga orang yang rugi besar di saham-saham Small Caps hal yang demikian.
Taktik Saham Small Caps
Berbeda dengan saham blue chips yang berfundamental baik dan pergerakan harga yang cenderung lebih stabil seandainya di hold dalam jangka waktu yang panjang. Saham Small Caps lebih layak untuk ditradingkan ketimbang diinvestasikan, dikarenakan situasi fundamental yang kurang bagus.
Pertama, untuk Anda bisa trading dengan lebih aman sebaiknya masuk ke saham Small Caps dengan dana yang tidak terlalu besar, agar tidak mengganggu likuiditas dari saham-saham tersebut dan uang.
Tetap tentukan keputusan jual dan beli menurut analitik teknikal. Dengan memakai taktik buy on breakout pada saham IKAI kau bisa menerima keuntungan sekitar 300% dalam bentang waktu beberapa bulan saja.
Akan namun, perlu kamu ingat bahwa trading saham small caps benar-benar berbeda dengan big caps. Sebab sudah sangat berbeda karakter serta risikonya.
Pastikan sebelum kau trading saham small caps, Anda telah siap dengan ilmu yang benar dan management modal yang bagus serta pengaturan diri yang bagus.
UNDER MAINTENANCE